Halaman

Sabtu, 17 Desember 2011

Seni Dongeng

TIP SINGKAT "MENDONGENG" DAN MANFAATNYA


Oleh : Suyantini, S.Pd
Artikel ini pernah di muat di Surat Kabar Mingguan ( Jakarta ) Simponi Edisi 3 Juli 1991 
memakai inisial Jeng Yanthinie

          KEGIATAN mendongeng hampir dilupakan kalangan orang tua. Benarkah itu? Jika dilihat dari kemajuan teknonogi yang semakin modern , sinyalemen demikian hampir mendekati kebenaran. Dengan melalui video, televisi ibarat kalangan orang tua tinggal pijit tombol maka akan mengalirlah cerita-cerita yang pada umumnya sangat diidam-idamkan anak. Para orang tua di era sekarang tak perlu bersusah payah seperti apa yang dilakukan oleh para orang tua di jaman dahulu, yang harus susah payah bercerita langsung dihadapan anak.
         Sebenarnya mendongeng secara langsung di hadapan anak sangat besar manfaatnya. Terutama bagi perkembangan jiwa anak. Dengan menceritakan berbagai macam cerita menarik, bisa melambungkan daya imajinasi anak. Pada dasarnya imajinasi pada batas normal sangat berkaitan dengan kreatifitasnya. Keampuhan lain, jika diceritakan dengan baik, anak secara langsung akan mendengar dan mempelajari norma-norma dan moral yang berlaku di masyarakat luas. 
         Pada umumnya cerita dongeng berisi nasehat, tokoh yang berperilaku baik buruk. Sang anak bisa mengidentifikasi langsung tokoh-tokoh yang didengarnya. Demikian juga pada tahapan pengetahuan bahasa. Secara tak sadar kita telah membantu anak guna mendengar susunan kalimat yang benar serta menambah perbendaharaan kata. Selain itu bisa dipakai sarana untuk memperkenalkan berbagai macam nuansa emosi diantaranya merah, sedih, haru, gembira dan lain sebagainya.
         Bila orang tua membawakan dongeng dengan menarik dan memukau, imajinasi anak akan bereaksi dan tak mustahil si anak akan melontarkan berbagai macam pertanyaan lantaran ingin segera mengetahui cerita yang sedang kita bawakan. Otomatis dialog interaktif antara anak dengan sang pencerita akan berlangsung. Dengan demikian melalui aktifitas mendongeng secara langsung, akan semakin mengakrabkan hubungan si orang tua dengan anak. Peristiwa di atas tak mungkin terjadi jika yang kita sajikan cerita-cerita yang berasal dari suara kaset, CD, atau gambar video.


Sebelum mendongeng.


         Jika dilihat sepintas , aktivitas mendongeng secara langsung tidaklah sulit. Namun mendongeng dengan baik agar anak bisa meresapi, menikmati, menghayati , merespon cerita dibutuhkan teknik serta melatihnya dengan tekun. 
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebelum berangkat mendongeng :
        1. Menguasai dongeng yang akan diceritakan. Menguasai          dalam hal ini agar diusahakan menguasai berbagai macam cerita dongeng. Dikuasai untuk disampaikan tanpa membaca naskah. Anak akan lebih terpukau jika yang menyampaikan cerita tanpa membaca naskah.
       2. Berlatih di depan kaca. Setelah menguasai berbagai macam cerita , perlu melatih diri di depan kaca. Hal ini untuk melihat ekspresi kita tatkala mendongeng. Ekspresi sangat penting untuk dapat menarik perhatian anak. Disamping untuk menguasai ekspresi sekaligus guna melihat gerakan tangan, gerakan tubuh, cara mengucapkan kata dan lain-lain.
       3. Latihan tanpa kaca. Selama kita berlatih tanpa kaca seakan membayangkan sedang mendongeng di hadapan anak-anak.
     4. Latihan di depan rekan sebaya. Rekan sebaya dalam hal ini bisa dihadapan teman atau suami/istri sendiri. Beri kesempatan rekan anda untuk melontarkan kritik.
       5. Mengulang dan berlatih terus. Latihan terus secara berulang-ulang sekaligus melatih gerakan yang dirasa masih kurang/belum lancar. Misal : mengulang dialog, menirukan suara alam seperti binatang, gemericik air dan lain sebagainya.

Saat mendongeng.

      Disaat mendongeng pun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya :
      1. Ceria. Upayakan agar ketika mendongeng dalam suasana yang ceria, riang. Cintailah sepenuh hati anak yang berada di depan anda.
      2. Santai. Selama mendongeng usahakan sesantai mungkin. Meski dengan santai namun kita harus dapat menciptakan suasanan pembukaan yang akrab sehingga si anak merasa damai berada di dekat kita.
      3. Bervariasi. Bawakan dongeng dengan lancar. Ciptakan suasana riang dan dalam menyampaikan cerita usahakan bervariasi, tidak monoton, sehingga anak tidak cepat bosan.
      4. Komunikasi aktif. Sebagai pendongeng yang baik harus dapat menciptakan komunikasi yang aktif dengan pendengarnya. Misal : mengajukan pertanyaan, meminta pendapat dan lain sebagainya.
      5. jangan terlalu lama. Harus disadari bahwa keterbatasan anak kecil dalam kemampuan berkonsentrasi mengikuti cerita tidak seperti kemampuan orang dewasa. Oleh karena itu jangan terlalu lama membawakan dongeng.
      6. Upayakan ada suatu klimaks di akhir cerita.
      7. Kesimpulan. Ciptakan suasana santai kembali ketika kita menutup cerita. Tutup dengan kesimpulan umum, agar mereka tidak terlarut ketegangan bila cerita yang kita sampaikan mungkin ada yang membuat hati berdebar-debar.

Penutup.

      Dongeng adalah seni kuno hasil peninggalan nenek moyang kita. tapi di balik itu sebenarnya sangat disukai kalangan anak kecil. Untuk itu sangat diperlukan ketulusan hati selama bercerita sekaligus melestarikan budaya dongeng. Baik di rumah atau dimana saja berada.
      Bahagiakan permata hati anda menuju alam fantasi yang indah melalui kegiatan mendongeng secara langsung dengan menggunakan teknik yang baik dan benar. *******






   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar